Tugas Wajib (Penulisan)
SAP Minggu ke-1
Nama : Reza Taufik A.
NPM : 21209504
Kelas : 4EB13
ETIKA SEBAGAI TINJAUAN
PENGERTIAN ETIKA
Etika barasal dari bahasa
Yunani Kuno yaitu “ethikos” yang berarti timbul dari kebiasaaan merupakan
sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup
analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung
jawab. Pengertian Etika secara Etimologi, berasal dari bahasa Yunani adalah
“Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Etika biasanya
berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin,
yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan
atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan),
dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama
pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu
moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah
untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Menurut para ahli, etika
tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara
sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika
atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani “ETHOS” yang berarti
norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku
manusia yang baik.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA
Dalam
peradaban sejarah manusia sejak abad keempat sebelum Masehi para pemikir telah
mencoba menjabarkan berbagai corak landasan etika sebagai pedoman hidup
bermasyarakat. Para pemikir itu telah mengidentifikasi sedikitnya terdapat
ratusan macam ide agung (great ideas). Seluruh gagasan atau ide agung tersebut
dapat diringkas menjadi enam prinsip yang merupakan landasan penting etika,
yaitu keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran.
• Prinsip Keindahan
Prinsip ini mendasari
segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap keindahan.
Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin
menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam berpakaian,
penataan ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk
bekerja.
• Prinsip Persamaan
Setiap manusia pada
hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan
terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta
persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang
tidak diskrminatif atas dasar apapun.
• Prinsip Kebaikan
Prinsip ini mendasari
perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai
kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan
sebagainya. Manusia hakikatnya selalu ingin berbuat baik, karena dengan berbuat
baik dia akan dapat diterima oleh lingkungannya. Penyelenggaraan pemerintahan
dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesungguhnya bertujuan untuk
menciptakan kebaikan bagi masyarakat.
• Prinsip Keadilan
Pengertian keadilan adalah
kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang
semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang
untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang
menjadi hak orang lain.
• Prinsip Kebebasan
Kebebasan dapat diartikan
sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan
pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap
manusiamempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri
sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain. Oleh karena itu,
setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia tidak
melakukan tindakan yang semena-mena kepada orang lain. Untuk itu kebebasan individu
disini diartikan sebagai:
a. Kemampuan untuk berbuat
sesuatu atau menentukan pilihan.
b.Kemampuan yang
memungkinkan manusia untuk melaksanakan pilihannya tersebut.
c. Kemampuan untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
• Prinsip Kebenaran
Kebenaran biasanya
digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang
logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran
itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat
diterima sebagai suatu kebenaran apabila belum dapat dibuktikan.
BASIS TEORI ETIKA
a. Etika
Teleologi
Berasal
dari bahasa Yunani, yaitu dari kata “ telos yang berarti tujuan “,
Mengukur baik buruknya suatu tindakan
berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan
akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Terdapat dua aliran etika teleology, yaitu :
§ Egoisme Etis
§ Utilitarianisme
Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang
pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya
tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan
memajukan dirinya. Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia
cenderung menjadihedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan
kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg
bersifat vulgar.
Utilitarianisme
Berasal dari bahasa latin “utilis yang
berarti bermanfaat”.
Menurut teori ini suatu perbuatan
adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan
saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam
rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu
perbuatan adalah “the greatest happiness of the greatest number”,
kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar.
b. Deontologi
Istilah deontologi berasal dari
kata Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban.
‘Mengapa perbuatan ini baik dan
perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’, deontologi menjawab : ‘karena
perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua
dilarang’. Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban.
Pendekatan deontologi sudah
diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika
yang terpenting.
c. Teori Hak
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah
pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik
buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori Hak merupakan suatu
aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak
dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas
martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat
cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
d. Teori Keutamaan (Virtue)
Dalam artian memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak
ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati
dan sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut :
disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan
memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Contoh
keutamaan :
§ Kebijaksanaan
§ Keadilan
§ Suka bekerja keras
§ Hidup yang baik
e. Teori Etika Etonom
Sebagaimana dianut oleh
semua penganut agama di dunia bahwa ada tujuan akhir yang ingin dicapai umat
manusia selain tujuan yang bersifat duniawi, yaitu untuk memperoleh kebahagiaan
surgawi. Teori etika teonom dilandasi oleh filsafat kristen, yang mengatakan
bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian
hubungannya dengan kehendak Allah. Perilaku manusia secara moral dianggap baik
jika sepadan dengan kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap tidak baik
bila tidak mengikuti aturan/perintah Allah sebagaimana dituangkan dalam kitab
suci. Sebagaimana teori etika yang memperkenalkan konsep kewajiban tak
bersyarat diperlukan untuk mencapai tujuan tertinggi yang bersifat mutlak.
Kelemahan teori etika Kant teletak pada pengabaian adanya tujuan mutlak, tujuan
tertinggi yang harus dicapai umat manusia, walaupun ia memperkenalkan etika
kewajiban mutlak. Moralitas dikatakan bersifat mutlak hanya bila moralitas itu
dikatakan dengan tujuan tertinggi umat manusia. Segala sesuatu yang bersifat
mutlak tidak dapat diperdebatkan dengan pendekatan rasional karena semua yang
bersifat mutlak melampaui tingkat kecerdasan rasional yang dimiliki manusia.
EGOISME
Konsep egoisme
diperkenalkan oleh Rachels yang menyebutkan bahwa egoisme terdiri dari dua
konsep, yaitu sebagi berikut :
§ Pertama, egoisme psikologis, adalah suatu teori
yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan
berkutat diri (self servis). Menurut teori ini, orang boleh saja yakin
ada tindakan mereka yang bersifat luhur dan suka berkorban, namun semua
tindakan yang terkesan luhur dan/ atau tindakan yang suka berkorban tersebut hanyalah
sebuah ilusi. Pada kenyataannya, setiap orang hanya peduli pada dirinya
sendiri. Menurut teori ini, tidak ada tindakan yang sesungguhnya bersifat altruisme,
yaitu suatu tindakan yang peduli pada orang lain atau mengutamakan kepentingan
orang lain dengan mengorbankan kepentingan dirinya.
§ Kedua, egoisme etis, adalah tindakan yang dilandasi
oleh kepentingan diri sendiri (self-interest).
Tindakan berkutat diri
ditandai dengan ciri mengabaikan atau merugikan kepentingan orang lain,
sedangkan tindakan mementingkan diri sendiri tidak selalu merugikan kepentingan
orang lain. Berikut adalah pokok-pokok pandangan egoisme etis:
·
Egoisme
etis tidak mengatakan bahwa orang harus membela kepentingannya sendiri maupun
kepentingan orang lain.
·
Egoisme
etis hanya berkeyakinan bahwa satu-satunya tugas adalah kepentingan diri.
·
Meski egois
etis berkeyakinan bahwa satu-satunya tugas adalah membela kepentingan diri,
tetapi egoisme etis juga tidak mengatakan bahwa anda harus menghindari tindakan
menolong orang lain.
·
Menurut paham
egoisme etis, tindakan menolong orang lain dianggap sebagai tindakan untuk
menolong diri sendiri karena mungkin saja kepentingan orang lain tersebut
bertautan dengan kepentingan diri sehingga dalam menolong orang lain sebenarnya
juga dalam rangka memenuhi kepentingan diri.
·
Inti dari
paham egoisme etis adalah apabila ada tindakan yang menguntungkan orang lain,
maka keuntungan bagi orang lain ini bukanlah alasan yang membuat tindakan itu
benar. Yang membuat tindakan itu benar adalah kenyataan bahwa tindakan itu
menguntungkan diri sendiri.
Alasan yang menentang
teori egoisme etis:
ü Egoisme etis tidak mampu memecahkan konflik-konflik
kepentingan. Kita memerlukan aturan moral karena dalam kenyataannya sering kali
dijumpai kepentingan-kepentingan yang bertabrakan
ü Egoisme etis bersifat sewenang-wenang. Egoisme etis
dapat dijadikan sebagai pembenaran atas timbulnya rasisme.
Alasan yang mendukung
teori egoisme:
Ø Argumen bahwa altruisme adalah tindakan
menghancurkan diri sendiri. Tindakan peduli terhadap orang lain merupakan
gangguan ofensif bagi kepentingan sendiri. Cinta kasih kepada orang lain juga
akan merendahkan martabat dan kehormatan orang tersebut.
Ø Pandangan terhadap kepentingan diri adalah
pandangan yang paling sesuai dengan moralitas akal sehat. Pada akhirnya semua
tindakan dapat dijelaskan dari prinsip fundamental kepentingan diri.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar