Tugas Tambahan
Minggu ke-3
Nama : Reza Taufik A.
Kelas : 4EB13
NPM : 21209504
ETIKA BISNIS BESERTA CONTOHNYA
Etika bisnis merupakan studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada
standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku
bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu
diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern
untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada
orang-orang yang ada di dalam organisasi.
Beberapa hal yang mendasari perlunya
etika dalam kegiatan bisnis:
a. Selain mempertaruhkan barang dan
uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga mempertaruhkan nama, harga diri,
bahkan nasib manusia yang terlibat di dalamnya.
b. Bisnis adalah bagian penting dalam
masyarakat.
c.
Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan pedoman bagi
pihak-pihak yang melakukannya.
Bisnis
adalah kegiatan yang mengutamakan rasa saling percaya. Dengan saling percaya, kegiatan
bisnis akan berkembang baik. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika yang menjamin
kegiatan.
Secara
sederhana menurut saya yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Pentingnya
sebuah etika dalam bisnis
Kita ketahui bersama
kegiatan berbisnis yang dilakukan individu maupun organisasi sangatlah menjadi
sebuah bagian yang dianggap cukup penting dalam proses berkehidupan. Hal ini
tidak lain karena dengan berbisnis individu maupun organisasi itu akan mencapai
apa yang menjadi tujuannya, seperti mencapai profit (laba), sarana mencari
nafkah hidup, saran menumbuhkan kepedulian kepada sesama, mencari komunitas,
berasosiasi dsb.
Tentunya pula dalam
perjalanan bisnis yang dilakoni seseorang mesti pula memperhatikan etika yang tepat, menyesuaikan dengan norma dan aturan yang
berlaku. Akan menjadi sebuah kesalahan fatal tentunya ketika etika itu tidak
lagi diperhatikan dalam berbisnis, nilai-nilai positif yang semestinya
terkandung harus terhempas begitu saja, tanpa adanya keprihatinan dalam
memposisikan etika sebagai pedoman dalam berbisnis.
Sikap tegas untuk
memegang teguh etika dalam kehidupan berbisnis tidak serta merta hanya dipegang
oleh satu atau dua orang, melainkan harus ada kekompakan/kesatuan dalam
berprinsip dalam menjunjung etika tersebut. Karena etika yang hanya dipegang
kuat oleh satu atau dua orang jika tidak diikuti
secara menyeluruh oleh individu-individu lainnya, maka sangat wajar jika
nantinya tidak ada keselarasan dalam menerapkan etika tersebut.
Yang mesti untuk kita
pahami bahwa berbisnis tidak hanya semata-mata dengan berambisi hanya
mencari keuntungan individu atau golongan, namun sebaliknya bisnis mesti pula
mampu peka terhadap lingkungan eksternal, baik itu konsumen, masyarakat
disekitar tempat bisnis, sampai pada aturan yang telah ditetapkan pemerintah.
Semua hal itu akan tercakup ketika individu atau golongan tersebut dengan penuh
kesadaran mampu mementingkan pentingnya sebuah etika dalam
berbisnis.
Contoh Kasus Etika Bisnis
Beberapa
tahun terakhir ada beberapa berita yang mempertanyakan apakah etika dan bisnis
berasal dari dua dunia berlainan, yaitu
diantaranya :
1.
Pertama, obat antinyamuk HIT yang diketahui memakai bahan pestisida berbahaya
yang dilarang penggunaannya sejak tahun 2004. Dalam kasus Lapindo, bencana
memaksa penduduk harus ke rumah sakit. Perusahaan pun terkesan lebih
mengutamakan penyelamatan aset-asetnya daripada mengatasi soal lingkungan dan
sosial yang ditimbulkan. Pada kasus HIT, meski perusahaan pembuat sudah meminta
maaf dan berjanji akan menarik produknya, ada kesan permintaan maaf itu klise.
Penarikan produk yang kandungannya bisa menyebabkan kanker itu terkesan tidak
sungguh-sungguh dilakukan. Produk berbahaya itu masih beredar di pasaran.
2.
Kedua, melubernya lumpur dan gas panas di Kabupaten Sidoarjo yang disebabkan
eksploitasi gas PT. Lapindo Brantas.
3.
Kondisi lain adalah adanya kondisi masyarakat Irian yang masih terbelakang,
sementara hasil kekayaan yang dimiliki wilayah tersebut diambil oleh PT.
FREEPORT tanpa meningkatkan kesejahterahaan masyarakat sekitarnya. Atas kasus-kasus itu,
perusahaan-perusahaan tersebut terkesan melarikan diri dari tanggung jawab.
4.
Sebelumnya, kita semua dikejutkan dengan pemakaian formalin pada pembuatan tahu
dan pengawetan ikan laut serta pembuatan terasi dengan bahan yang sudah
berbelatung.
Dari
kasus-kasus yang disebutkan sebelumnya, bagaimana perusahaan bersedia melakukan
apa saja demi laba. Wajar bila ada kesimpulan, dalam bisnis, satu-satunya etika
yang diperlukan hanya sikap baik dan sopan kepada pemegang saham. Harus diakui,
kepentingan utama bisnis adalah menghasilkan keuntungan maksimal
bagishareholders. Fokus itu membuat perusahaan yang berpikiran pendek dengan
segala cara berupaya melakukan hal-hal yang bisa meningkatkan keuntungan.
Kompetisi semakin ketat dan konsumen yang kian rewel sering menjadi faktor
pemicu perusahaan mengabaikan etika dalam berbisnis.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis
http://bembyagus.blogspot.com/2012/04/etika-dalam-berbisnis.html
http://septian99.wordpress.com/2011/12/30/pentingnya-sebuah-etika-dalam-berbisnis/
http://zonegirl.wordpress.com/2011/10/03/pengertian-etika-bisnis-beserta-contoh-nya/
0 komentar:
Posting Komentar