Senin, 22 Oktober 2012

Tugas Tambahan 3 Etika Profesi Akuntansi

Tugas Tambahan Minggu ke-3
Nama       : Reza Taufik A.
Kelas        : 4EB13
NPM         : 21209504

ETIKA BISNIS BESERTA CONTOHNYA

Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.

Beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam kegiatan bisnis:
a. Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga mempertaruhkan nama, harga diri, bahkan nasib manusia yang terlibat di dalamnya.
b. Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat.
c. Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan pedoman bagi pihak-pihak yang melakukannya.
Bisnis adalah kegiatan yang mengutamakan rasa saling percaya. Dengan saling percaya, kegiatan bisnis akan berkembang baik. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika yang menjamin kegiatan.
Secara sederhana menurut saya yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Pentingnya sebuah etika dalam bisnis
Kita ketahui bersama kegiatan berbisnis yang dilakukan individu maupun organisasi sangatlah menjadi sebuah bagian yang dianggap cukup penting dalam proses berkehidupan. Hal ini tidak lain karena dengan berbisnis individu maupun organisasi itu akan mencapai apa yang menjadi tujuannya, seperti mencapai profit (laba), sarana mencari nafkah hidup, saran menumbuhkan kepedulian kepada sesama, mencari komunitas, berasosiasi dsb.
Tentunya pula dalam perjalanan bisnis yang dilakoni seseorang mesti pula memperhatikan etika yang tepat, menyesuaikan dengan norma dan aturan yang berlaku. Akan menjadi sebuah kesalahan fatal tentunya ketika etika itu tidak lagi diperhatikan dalam berbisnis, nilai-nilai positif yang semestinya terkandung harus terhempas begitu saja, tanpa adanya keprihatinan dalam memposisikan etika sebagai pedoman dalam berbisnis.
Sikap tegas untuk memegang teguh etika dalam kehidupan berbisnis tidak serta merta hanya dipegang oleh satu atau dua orang, melainkan harus ada kekompakan/kesatuan dalam berprinsip dalam menjunjung etika tersebut. Karena etika yang hanya dipegang kuat oleh satu atau dua orang jika tidak diikuti secara menyeluruh oleh individu-individu lainnya, maka sangat wajar jika nantinya tidak ada keselarasan dalam menerapkan etika tersebut.
Yang mesti untuk kita pahami bahwa berbisnis tidak hanya semata-mata  dengan berambisi hanya mencari keuntungan individu atau golongan, namun sebaliknya bisnis mesti pula mampu peka terhadap lingkungan eksternal, baik itu konsumen, masyarakat disekitar tempat bisnis, sampai pada aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Semua hal itu akan tercakup ketika individu atau golongan tersebut dengan penuh kesadaran mampu mementingkan pentingnya sebuah etika dalam berbisnis.
Contoh Kasus Etika Bisnis
Beberapa tahun terakhir ada beberapa berita yang mempertanyakan apakah etika dan bisnis berasal dari dua dunia berlainan, yaitu diantaranya :
1. Pertama, obat antinyamuk HIT yang diketahui memakai bahan pestisida berbahaya yang dilarang penggunaannya sejak tahun 2004. Dalam kasus Lapindo, bencana memaksa penduduk harus ke rumah sakit. Perusahaan pun terkesan lebih mengutamakan penyelamatan aset-asetnya daripada mengatasi soal lingkungan dan sosial yang ditimbulkan. Pada kasus HIT, meski perusahaan pembuat sudah meminta maaf dan berjanji akan menarik produknya, ada kesan permintaan maaf itu klise. Penarikan produk yang kandungannya bisa menyebabkan kanker itu terkesan tidak sungguh-sungguh dilakukan. Produk berbahaya itu masih beredar di pasaran.
2. Kedua, melubernya lumpur dan gas panas di Kabupaten Sidoarjo yang disebabkan eksploitasi gas PT. Lapindo Brantas.
3. Kondisi lain adalah adanya kondisi masyarakat Irian yang masih terbelakang, sementara hasil kekayaan yang dimiliki wilayah tersebut diambil oleh PT. FREEPORT tanpa meningkatkan kesejahterahaan masyarakat sekitarnya. Atas kasus-kasus itu, perusahaan-perusahaan tersebut terkesan melarikan diri dari tanggung jawab.
4. Sebelumnya, kita semua dikejutkan dengan pemakaian formalin pada pembuatan tahu dan pengawetan ikan laut serta pembuatan terasi dengan bahan yang sudah berbelatung.
Dari kasus-kasus yang disebutkan sebelumnya, bagaimana perusahaan bersedia melakukan apa saja demi laba. Wajar bila ada kesimpulan, dalam bisnis, satu-satunya etika yang diperlukan hanya sikap baik dan sopan kepada pemegang saham. Harus diakui, kepentingan utama bisnis adalah menghasilkan keuntungan maksimal bagishareholders. Fokus itu membuat perusahaan yang berpikiran pendek dengan segala cara berupaya melakukan hal-hal yang bisa meningkatkan keuntungan. Kompetisi semakin ketat dan konsumen yang kian rewel sering menjadi faktor pemicu perusahaan mengabaikan etika dalam berbisnis.
Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis
http://bembyagus.blogspot.com/2012/04/etika-dalam-berbisnis.html
http://septian99.wordpress.com/2011/12/30/pentingnya-sebuah-etika-dalam-berbisnis/
http://zonegirl.wordpress.com/2011/10/03/pengertian-etika-bisnis-beserta-contoh-nya/

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates