Tugas Akuntansi
Internasional
Nama : Reza Taufik A.
Kelas : 4EB13
NPM : 21209504
I.
PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN
1) Menjelaskan bagaimana praktek pengungkapan akuntansi
dipengaruhi oleh perbedaan tata kelola keuangan perusahaan di suatu negara.
Praktik Pelaporan dan Pengungkapan
Standar dan praktik pengungkapan
dipengaruhi oleh :
a)
sumber-sumber keuangan
b)
sistem hukum
c)
ikatan politik ekonomi
d)
tingkat pembangunan ekonomi
e)
tingkat pendidikan
f)
budaya dan pengaruh lainnya
Perbedaan nasional
dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan
dan keuangan. Aturan pengungkapan sangat berbeda di seluruh
dunia dalam beberapa hal seperti :
·
laporan arus kas dan perubahan ekuitas
·
transaksi pihak terkait
·
pelaporan segmen
·
nilai wajar aktiva dan kewajiban keuangan dan
laba per saham
Pada bagian ini perhatian
dipusatkan pada :
A. Pengungkapan Informasi yang melihat masa depan,
mencakup :
·
ramalan pendapatan, laba rugi, laba rugi per
saham (EPS), pengeluaran modal, dan pos keuangan lainnya
·
informasi prospektif mengenai kinerja atau
posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila dibandingkan dengan
proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi jumlah
·
laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di
masa depan
B. Pengungkapan Segmen
Laporan ini membantu para
pengguna laporan keuangan untuk memahami secara lebih baik bagaimana
bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap keseluruhan
perusahaan.
C. Laporan Arus Kas dan Arus dana
IFRS dan standar akuntansi di
Amerika Serikat, Inggris, dan sejumlah besar negara-negara lain mengharuskan
penyajian laporan arus kas.
D. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Saat ini perusahaan dituntut
untuk menunjukkan rasa tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut
sebagai pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) – karyawan, pelanggan,
pemasok, pemerintah, kelompok aktivis, dan masyarakat umum.
E. Pengungkapan khusus bagi para pengguna laporan
keuangan non domestik dan atas prinsip akuntansi yang digunakan
Laporan keuangan dapat berisi
pengungkapan khusus untuk mengakomodasi para pengguna laporan keuangan non
domestik. Pengungkapan yang dimaksud seperti :
·
”Penyajian ulang untuk kenyamanan” informasi
keuangan ke dalam mata uang non domestik
·
Penyajian ulang hasil dan posisi keuangan secara
terbatas menurut keompok kedua standar akuntansi
·
Satu set lengkap laporan keuangan yang disusun
sesuai dengan kelompok kesesuain standar akuntansi; dan beberapa pembahasan
mengenai perbedaan antara prinsip akuntansi yang banyak digunakan dalam laporan
keuangan utama dan beberapa set prinsip akuntansi yang lain.
F. Pengungkapan
dan Pelaporan Bisnis Melalui Internet
Bahasa Pelaporan
Usaha (Extensible Business Reporting Language – XBRL) merupakan tahap awal
revolusi pelaporan keuangan. Bahasa komputer ini dibangung ke dalam hampir
seluruh software untuk pelaporan akuntansi dan keuangan yang akan dikeluarkan
di masa depan, dan kebanyakan pengguna tidak perlu lagi mempelajari bagaimana
mengolahnya sehingga secara langsung dapat menikmati manfaatnya.
G. Pengungkapan
Laporan Tahunan di Negara-negara Pasar Berkembang
Tingkat pengungkapan
yang rendah di negara-negara pasar berkembang konsisten dengan sistem tata
kelola perusahaan dan keuangan di negara-negara tersebut. Namun demikian,
permintaan investor atas informasi mengenai perusahaan yang tepat waktu dan
kredibel di Negara-negara pasar berkembang semakin banyak regulator memberikan
respons terhadap permintaan ini dengan membuat ketentuan pengungkapan yang
lebih ketat dan meningkatkan upaya-upaya pengawasan dan penegakan aturan.
H. Pengungkapan Sukarela
Dalam laporan
terakhir, Badan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah proyek
FASB mengenai pelaporan bisnis yang mendukung pandangan bahwa perusahaan akan
mendapatkan manfaat pasar modal dengan meningkatkan pengungkapan sukarelanya.
Laporan ini berisi tentang bagaimana perusahaan dapat menggambarkan dan menjelaskan
potensi investasinya kepada para investor.
Sejumlah aturan, seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan pengesahan
oleh pihak ketiga (seperti auditing) dapat memperbaiki berfungsinya pasar.
I.
Implikasi Bagi Para
Pengguna Laporan Keuangan dan Para Manajer
Para manajer dari
banyak perusahaan terus-menerus sangat dipengaruhi oleh biaya pengungkapan
informasi yang bersifat wajib, tingkat pengungkapan wajib maupun sukarela
semakin meningkat di seluruh dunia. Manajer di negara-negara yang secara tradisional
memiliki pengungkapan rendah harus mempertimbangkan apakah menerapkan kebijakan
peningkatan pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan
bagi perusahaan mereka.
Pengungkapan Tata Kelola Perusahaan
Tata kelola perusahaan berhubungan
dengan alat-alat internal yang digunakan untuk menjalankan dan mengendalikan
sebuah perusahaan tanggung jawab, akuntabilitas dan hubungan di antara para
pemegang saham, anggota dewan dan para manajer yang dirancang untuk mencapai
tujuan perusahaan. Masalah-masalah tata kelola perusahaan antara lain meliputi :
·
hak dan perlakuan kepada pemegang saham
·
tanggung jawab dewan
·
pengungkapan dan transparansi
·
peranan pihak-pihak yang berkepentingan
2) Memahami persoalan-persoalan penting yang mempengaruhi keputusan
manajemen untuk membuat pengungkapan keputusan.
Salah
satu tujuan utama pelaporan keuangan adalah memasok informasi untuk pengambilan
keputusan. Untuk itu dibutuhkan pengungkapan data keuangan dan informasi
relevan lainnya dengan cara yang tepat. Berikut beberapa hal yang penting
berkaitan dengan tentang pengungkapan informasi keuangan :
a)
Tentang pada siapa informasi
diungkapkan
b)
Tentang tujuan informasi
c)
Tentang seberapa banyak informasi yang
harus diungkapkan
d)
Tentang bagaimana informasi diungkapkan
e)
Tentang waktu pengungkapan informasi
3) Mengidentifikasi tujuan pengungkapan akuntansi dalam
pasar ekuitas.
Pengungkapan
koorperasi merupakan sarana untuk menyalurkan akuntabilitas koorperasi kepada
para penyedia modal (investor) dan untuk mepermudah alokasi sumber daya untuk
pemanfaatan yang paling produktif.
Pada pembiyaan
internal, sangat bergantung pada modal eksternal yang diinvestasikan oleh para
investor pada sebuah koorperasi, Sebagai timbal balik, seorang investor
memerlukan pengungkapan (tansparansi koorperasi) dimana para investor tersebut
dapat menilai kualitas saham yang mereka tanamkan.
Kaitan konseptual
antara pengungkapan yang meingkat dan biaya modal perusahaan dari teori
perilaku investasi dalam kondisi ketidakpastian, yaitu:
a.
Dalam dunia ketidakpastian, para
investor memandang pengembalian dari investasi sekuritas sebagai uang yang
diterima sebagai konsekwensi kepemilikan.
b.
Karena adanya ketidakpastian
pengembalian ini dipandang dalam pengertian probabilistik.
c.
Para investor menggunakan sejumlah
ukuran berbeda untuk mengukur hasil yang diharapkan dari suatu sekuritas.
d.
Para investor menyukai tingkat
pengembalian yang tinggi untuk tingkat resiko tertentu atau sebaliknya.
e.
Nilai sebuah sekuritas berhubungan
positif dengan aliran hasil yang diharapkan dan berhubungan terbalik dengan
resiko yang berkaitan dengan pengembalian tersebut.
Pengungkapan
perusahaan akan meningkatkan distribusi probabilitas dari hasil yang diharapkan
oleh investor dengan mengurangi ketidakpastian yang berhubungan dengan pengembalian
tersebut. Sehingga akan meningkatkan performance (kinerja perusahaan) di mata
para investor sehingga memikat para investor untuk menginvestasikan yang lebih
besar pada sekuritas yang sama sehingga dapat mengurangi biaya modal.
Sumber :
§ http://nandalasi.blogspot.com/2012_06_01_archive.html
§ Hendriksen, Elden S. dan Michael F. Van Breeda. Teori Akunting.
Edisi ke-5. Buku Satu.
§ Batam: Interaksara, 2000.
§ http://private-enk.blogspot.com/2012/06/bab-5-pelaporan-dan-pengungkapan-tujuan.html
§ http://baihaqifahmi.wordpress.com/2011/04/13/aspek-perbedaan-praktik-pelaporan-dan-pengungkapan/
II.
TRANSLASI MATA UANG ASING
1)
Membedakan translasi dan konversi antar mata uang asing
Translasi mata uang
asing adalah proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke
mata uang lainnya.
Konversi antar mata
uang asing adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara
fisik.
Perbedaan translasi dan konversi antar mata uang
asing
Perbedaannya adalah
translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara
yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen
dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi
terkait yang terjadi. Sedangkan konversi, memungkinkan adanya pertukaran fisik
yang terjadi dan ada transaksi terkait yang terjadi.
2)
Memahami istilah-istilah dalam translasi mata uang asing
Daftar istilah
translasi mata uang asing yang diadaptasi dari PSAK (SFAS) no.52, 1981 adalah
sebagai berikut :
a)
Atribut,
karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi.
Contoh, biaya histories dan biaya penggantian yang merupakan atribut suatu
aktiva.
b)
Konversi,
pertukatan suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
c)
Kurs kini,
nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang relevan.
d)
Diskonto,
ketika tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah daripada tingkat yang
berlaku sekarang.
e)
Posisi aktiva
bersih yang beresiko, kelebihan aktiva yang diukur dalam
atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan
kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing
dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
f)
Mata uang
asing,
suatu mata uang selain mata uang yang digunakan oleh suatu Negara, mata uang
selain mata uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan.
g)
Laporan
keuangan dalam mata uang asing, laporan keuangan yang menggunakan
mata uang asing sebagai unit pengukuran.
h)
Transaksi
mata uang asing, transaksi (yaitu penjualan atau
pembelian barang atau jasa, atau utang pinjaman atau piutang usaha) dengan
syarat-syarat yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang fungsional
perusahaan.
i)
Translasi
mata uang asing, proses untuk menyatakan jumlah-jumlah
yang berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang yang
lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut.
j)
Operasi luar
negri,
suatu operasi yang menghasilkan laporan keuangan yang (1) dikombinasikan atau
dikonsolidasikan atau diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas dalam laporan
keuangan perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing selain mata
uang pelaporan perusahaan pelapor.
k)
Kontak
pertukaran forward, suatu perjanjian untuk mempertukarkan
mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs
forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
l)
Mata uang
fungsional, mata uang utama yanga digunakan oleh
suatau perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha, dan dalam menghasilkan atau
menggunakan kasnya.
m) Kurs histories, kurs nilai tukar
mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata
uang asing dibeli atau terjadi.
n)
Mata uang
local,
mata uang suatu Negara tertentu yang digunakan; mata uang pelaporan yang digunakan
oleh suatu operasi domestic atau luar negeri.
o)
Pos-pos
moneter,
kewajiban untuk membayar atau hak untuk menerima sejumlah unit mata uang dalam
nilai yang tetap di masa depan.
p)
Mata uang
pelaporan, mata uang yang digunakan perusahaan
dalam menyusun laporan keuangan.
q)
Tanggal
penyelesaian, tanggal saat suatu utang dibayarkan
oleh suatu piutang tertagih.
r)
Kurs spot,
nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
s)
Tanggal
transaksi, tanggal saat suatu transaksi dicatat
dalam catatan akuntansi perusahaan pelapor.
t)
Penyesuaian
translasi, penyesuaian yang timbul dari proses
translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi
mata uang pelaporannya.
u)
Unit
pengukuran, mata uang yang digunakan untuk
mengukur aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
3)
Mengetahui perbedaan keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing.
Perbedaan keuntungan dan kerugian translasi mata
uang asing
Jika
sudut pandang mata uang lokal yang digunakan ( sudut pandang perusahaan lokal),
masuknya penyesuaian translasi dalam laba berjalan tidak perlu dilakukan.
Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba akan mendistorsikan
hubungan keuangan yang asli dan dapat menyesatkan para pengguna informasi
tersebut. Keuntungan atau kerugian translasi harus diperlakukan dari sudut
pandang mata uang lokal sebagai penyesuaian terhadap ekuitas pemilik.
Jika
mata uang pelaporan induk perusahaan merupakan unit pengukuran laporan keuangan
yang ditranslasikan ( sudut pandang induk perusahaan ), sangat disarankan untuk
mengakui keuntungan atau kerugian translasi laba sesegera mungkin. Sudut
pandang induk perusahaan melihat anak perusahaan luar negeri sebagai perluasan
dari induk perusahaannya. Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan
kenaikan atau penurunan ekuitas investasi asing dalam mata uang domestik dan
harus diakui.
4)
Keuntungan
dan kerugian translasi mata uang asing
a.
Penangguhan
Perubahan nilai
ekuivalen mata uang domestic dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri
tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang lokal
yang dihasilkan dari entitas asing. Penyesuaian translasi harus diakumulasikan
secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
b.
Penangguhan
dan Amortisasi
Penangguhan
keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini
selama masa manfaat pos-pos neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang
akan ditangguhkan dan diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitu
dibebankan terhadap laba dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau
ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian
terhadap beban bunga.
c.
Penangguhan
parsial
Keuntungan dan
kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi,
tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan.
d.
Tidak
ditangguhkan
Mengakui keuntungan
dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Namun,
memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan
memperkenalkan elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi
laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar.
Keuntungan dan kerugian translasi ini
mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi dalam mata uang domestic
dan harus diakui.
5)
Menghitung keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing
Tanggal 1 Januari
2011 (tanggal transaksi) perusahaan meminjam dana dari Bank di luar negeri
sebesar $US 10.000,- dimana kurs yang berlaku pada saat itu adalah (spot
rate) Rp 10.000,- per $US. Jika perusahaan melunasi seluruh hutangnya pada
tanggal 1 Desember 2011 dan kurs yang berlaku pada tanggal 1 Desember 2011
(tanggal penyelesaian) dan kurs yang berlaku adalah Rp 11.000,- per $US.
Dari uraian transaksi
peminjaman tersebut antara tanggal trnasaksi dengan tanggal penyelesaian
terjadi pada tahun 2011 sehingga seluruh selisih kurs yang terjadi sebesar Rp
1.000,- x $US 10.000 = Rp 10.000.000,- dibebankan seluruhnya di tahun 2011.
Jika pelunasan
dilakukan pada tanggal 15 Maret 2012 dengan kurs yang berlaku sebesar Rp 12.000,- sehingga timbul selisih kurs
sebesar Rp 2.000,- x $US 10.000,- = Rp 20.000.000,- maka karena tanggal
transaksi dan tanggal penyelesaian meliputi dua periode yaitu tahun 2011 dan
2012 maka selisih kurs Rp 20.000.000,- akan dibebankan di dua tahun tersebut.
Untuk dapat menghitung berapa beban tahun 2011 maka kurs tanggal transaksi akan
dibandingkan dengan kurs pada tanggal neraca (akhir tahun). Jika misalkan kurs
akhir tahun adalah Rp 11.500, maka pembebanannya adalah:
Tahun
2011 : $US 10.000 x (Rp 11.500 – 10.000) = Rp 15.000.000,-
Tahun
2012 : $US 10.000 x (Rp 12.000 – 11.500) = Rp 5.000.000,-
Jumlah
= Rp 20.000.000,-
Ada beberapa poin
yang perlu diketahui.
a)
Penghitungan selisih kurs adalah hanya
atas pos moneter saja. Ketentuan pajak pun sejak semula sudah mengikuti
ketentuan ini. Jadi apabila kita membeli mesin (pos non-moneter) dengan harga
US $10.000,- dengan kurs Rp 10.000,- yang berarti mesin dicatat seharga Rp
100.000.000,- maka apabila terjadi perubahan kurs nilai mesin tidak berubah dan
tidak menimbulkan selisih kurs. Namun apabila pembelian mesin tersebut
dilakukan dengan kredit yang memunculkan saldo hutang dan terjadi perubahan
kurs maka akan menimbulkan selisih kurs.
b)
Dalam penghitungan selisih kurs PSAK
menganut azas konservatif dimana pada setiap akhir tahun unit usaha harus
menghitung selisih kurs atas pos moneter dalam mata uang asing. Dengan kata
lain PSAK tidak mengenal kurs tetap dalam penghitungan selisih kurs.
6)
Memahami pengaruh penggunaan berbagai metode translasi mata uang asing
terhadap laporan keuangan.
Pengaruh Metode translasi mata uang asing terhadap
Laporan Keuangan
Walaupun sebagian
besar isu teknis dalam akuntansi cenderung terpecahkan dengan sendirinya
sejalan dengan berlalunya waktu, translasi valuta asing terrnyata merupakan
suatu pengecualian. Bahwa tren ini akan terus berlanjut didukung oleh
perkembangan-perkembangan seperti runtuhnya dominasi mata uang dolar, pergerakan
nilai mata uang yang disetujui oleh pemerintah, dan globalisasi pasar-pasar
modal dunia, yang telah meningkatkan pentingnya pelaporan dan pengungkapan
keuangan. Perkembangan-perkembangan seperti ini telah berperan besar
meningkatkan ketertarikan eksekutif-eksekutif keuangan, akuntan, dan komunitas
keuangan pada pentingnya dan konsekuensi-konsekuensi ekonomi dari translasi
valuta asing. Mari kita lihat hakekat dan perkembangan dari teki-teki akuntansi
intemasional ini.
A)
Single Rate
Method
Berdasarkan pendekatan
translasi ini, laporan keuangan operasi luar negeri, yang dianggap oleh
perusahaan induk sebagai entitas yang otonom, memiliki domisili pelaporan
mereka sendiri. Ini adalah lingkungan akuntansi lokal tempat dimana perusahaan
afiliasi asing tersebut mentraksaksikan urusan bisnisnya. Untuk mempertahankan
“rasa” lokal dari laporan valuta, suatu cara harus ditemukan agar translasi
bisa dilaksanakan dengan distorsi yang minimal. Cara yang paling baik adalah
penggunaan metode kurs berlaku. Karena semua laporan keuangan valuta asing
sebenarnya dikalikan dengan suatu konstansta, metode translasi ini
mempertahankan hasil keuangan dan hubungan asli (misalnya. rasio-rasio
keuangan) dalam laporan konsolidasi dari entitas-entitas individual yang
dikonsolidasi. Hanya bentuk perkiraan-perkiraan luar negeri, bukan hakekatnya,
yang berubah dalam metode kurs berlaku.
Meskipun menarik dan
sederhana secara konseptual, metode kurs berlaku dipersalahkan oleh sebagian
orang karena merusak tujuan dasar dari laporan keuangan konsolidasi, yaitu
karena menyajikan, untuk keuntungan pemegang saham perusahaan induk,
hasil-hasil operasi dan posisi keuangan perusahaan induk dan
perusahaan-perusahaan anaknya dari perspektif valuta tunggal yaitu.
mempertahankan valuta pelaporan perusahaan induk sebagai unit pengukuran. Dalam
metode kurs berlaku, hasil-hasil konsolidasi akan mencerminkan
perspekfif-perspektif valuta dari masing-masing negara tempat dimana
perusahaan-perusahaan anak berada.
B)
Multiple Rate
Methods
Metode-metode kurs
berganda mengkombinasikan nilai tukar berjalan dan historis dalam proses
translasi. 3 metode semacam itu akan dibahas berikut ini :
1> Metode
berlaku-historis
Berdasarkan
pendekatan berlaku-historis, yang populer di AS dan ditempat-tempat lain
sebelum tahun 1976, aktiva lancar dan kewajiban lancar sebuah perusahaan anak
di luar negeri ditranslasikan kedalam valuta pelaporan perusahaan induknya
dengan menggunakan kurs berlaku. Aktiva dan kewajiban non-lancar ditranslasikan
dengan kurs historis.
Item-item laporan laba-rugi,
kecuali beban depresiasi dan amortisasi, ditranslasikan dengan kurs rata-rata
masing-masing bulan operasi atau dengan basis rata-rata tertimbang dari seluruh
periode yang akan dilaporkan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan
dengan memakai kurs historis yang berlaku pada saat aset yang bersangkutan
diperoleh.
Metodologi ini,
sayangnya, memiliki sejumlah kelemahan. Misalnya, metode ini kurang memilik
justifikasi konseptual. Definisi-definisi yang ada mengenai aktiva dan
kewajiban lancar dan non-lancar tidak menjelaskan mengapa cara klasifikasi
seperti itu menentukan kurs mana yang akan digunakan dalam proses transiasi.
2> Metode
moneter-non moneter
Metode moniter-non
moneter memakai pola klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat.
Karena item-item moneter diselesaikan dalam kas; pemakaian kurs berlaku untuk
mentranslasikan item-item valuta asing menghasilkan valuta domestik ekivalen
yang mencerminkan nilai realisasi atau nilai penyelesaiannya.
3> Metode
Temporal
Translasi valuta merupakan
suatu proses konversi pengukuran (yaitu, penyajian ulang nilai tertentu).
Karena itu, metode ini tidak dapat digunakan untuk mengubah atribut suatu item
yang sedang diukur; metode ini hanya dapat mengubah unit pengukuran. Translasi
saldo valuta asing, misalnya, hanya mengubah (restate) denominasi persediaan.
tidak penilaian aktualnya. Dalam GAAP AS, aktiva kas diukur berdasarkan jumlah
yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan hutang dinyatakan dalam jumlah
yang diharapkan akan diterima atau dibayar pada saat jatuh tempo. Kewajiban dan
aktiva lain diukur pada harga yang berlaku ketika item¬item tersebut diperoleh
atau terjadi (harga historis). Meskipun begitu, beberapa diantaranya diukur
berdasarkan harga yang berlaku pada tanggal laporan keuangan (harga berjalan),
seperti persediaan dibawah aturan biaya atau pasar. Pendek kata, ada dimensi
waktu yang berkaitan dengan nilai-nilai uang ini.
4> Metode
translasi
Metode translasi dapat diklasifikasikan
menjadi dua jenis metode yang menggunakan kurs translasi tunggal untuk
menyajikan ulang saldo dalam mata uang asing ke dalam nilai ekuivalen dalam
mata uang domestic atau metode yang menggunakan berbagai macam kurs.
a)
Metode Kurs Tunggal
Metode ini sudah lama popular di Eropa,
menerapkan suatu kurs nilai tukar, yaitu kurs terkini dan kurs penutupan, untuk
seluruh aktiva dan kewajiban lancer. Pendapatan dan beban dalam mata uang asing
umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada
saat pos-pos tersebut diakui. Namun demikian untuk memudahkan pos-pos ini
umumnya ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar
yang tepat untuk periode tersebut. Laporan keuangan sebuah operasi asing
memiliki domisili pelaporannya sendiri, lingkungan mata uang local di mana perusahaan
afiliasi asing melakukan usahanya.
b)
Metode Kurs Berganda
Metode Kurs Berganda menggabungkan kurs
nilai tukar histories dan kurs nilai tukar kini dalam proses translasi.
c)
Metode Kini-Nonkini
Berdasarkan Metode Kini-Non Kini,
aktiva lancar dan kewajiban lancer anak perusahaan luar negeri ditranslasikan
ke dalam mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva
dan kewajiban tidak lancer ditranslasikan berdasarkan kurs histories. Pos-pos
laporan laba rugi (kecuali beban depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan
berdasarkan kurs rata-rata yang berlaku dalam setiap bulan operasi atau
berdasarkan rata-rata tertimbang selama keseluruhan periode pelaporan. Beban
depresiasi dan amortisasi ditranslasikan berdasarkan kurs histories yang tercatat
saaat aktiva tersebut diperoleh. Namun demikian, metode ini tidak
mempertimbangkan unsur ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun untuk
mentranslasikan aktiva lancer secara tidak langsung menunjukkan bahwa kas,
piutang, dan persediaan dalam mata uang asing sama-sama menghadapi resiko nilai
tukar.
7)
Melakukan evaluasi dan memilih metode translasi mata uang asing terbaik
sesuai kondisi usaha dan pasar uang
Evaluasi dan pemilihan metode translasi mata uang
asing
Keempat
metode yang dibahas pada satu waktu pernah digunakan di Amerika Serikat dan
dapat ditemukan hingga hari ini di berbagai Negara. Secara umum, metode ini
menimbulkan hasil translasi mata uang asing yang cukup berbeda. Ketiga metode
yang pertama (metode kurs kini, metode kini-non-kini, dan metode
moneter-non-moneter) digunakan dalam mengidentifikasikan aktiva dan kewajiban
manakah yang beresiko atau dapat dilindungi dari resiko mata uang asing.
Kemudian, metode translasi diterapkan secara konsisten dengan memperhatikan
perbedaan tersebut.
Kurs
Kini
Istilah
kurs nilai tukar yang digunakan dalam metode translasi mengacu pada histories
atau kurs kini. Kurs rata-rata sering digunakan dalam laporan laba rugi untuk
pos-pos beban. Beberapa Negara menggunakan kurs nilai tukar yang berbeda untuk
transaksi yang berbeda. Dalam situasi ini harus dipilih beberapa kurs nilai
tukar yang ada. Beberapa alternative yang disarankan adalah :
a.
kurs pembayaran dividen
b.
kurs pasar bebas, dan
c.
kurs penalty atau preferensi yang dapat
digunakan, seperti yang terkait dalam kegiatan ekspor impor.
8)
Memahami hubungan antara translasi mata uang asing dengan inflasi
Penggunaan kurs kini
untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di
lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata
uang domestik yang jauh lebih rendah daripada dasar pengukuran awalnya. Pada
saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan
dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu
dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada
pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba
akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio
pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar
negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan masa depan.
FASB
menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian
tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang
digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52
mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar
negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan
mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing,
karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan
kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas
pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio
keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah
akuntansi untuk inflasi asing.
Sumber :
Frederick
Education – Prentice. D.S.Choi, Gary K.Meek, International Accounting, Pearson
http://andamifardela.wordpress.com/2011/05/11/translasi-mata-uang-asing/
III.
PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
- Memahami mengapa laporan keuangan memiliki potensi untuk menyesatkan selama periode perubahan harga
Selama periode
inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang
mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Ketidak akuratan pengukuran
ini mendistorsi :
a. proyeksi
keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis
b. anggaran
yang menjadi dasar pengukuran kinerja dan
c. data
kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat
dikendalikan.
Laba yang dinilai
lebih pada gilirannya akan menyebabkan :
1)
Kenaikan dalam proporsi pajak
2)
Permintaan dividen lebih banyak dari
pemegang saham
3)
Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi
dari para pekerja
4)
Tindakan yang merugikan dari negara
tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar).
Kegagalan untuk
menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli unit
moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang
dilaporkan. Dalam periode inflasi, pendapatan umumnya dinyatakan dalam mata
uang dengan daya beli umum yang lebih rendah (yaitu daya beli periode kini),
yang kemudian diterapkan terhadap beban terkait. Prosedur akuntansi yang
konvesional juga mengabaikan keuntungan dan kerugian daya beli yang timbul dari
kepemilikan kas (ekuivalennya) selama periode inflasi.
Oleh karena itu,
mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguna dilakukan karena :
i.
Pengaruh perubahan harga sebagian
bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan.
ii.
Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh
perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas masalah tersebut.
iii.
Laporan dari para manajer mengenai
permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila
kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah
tersebut.
Meskipun laju inflasi
melambat, akuntansi perubahan harga tetap berguna karena efek kumulatif inflasi
yang rendah dalam beberapa waktu dapat menjadi signifikan.
- Mengetahui istilah-istilah akuntansi inflasi dan memahami pengaruh penyesuaian harga terhadap laporan keuangan.
Daftar istilah
Akutansi Inflasi
§ Atribut
Karakteristik kuantitatif suatu pos.
Contoh: biaya histories atau biaya
penggantian merupaka atribut suatu aktiva yang diukur untuk keperluan akutansi.
§ Penyesuaian
biaya kini
Nilai penyesuaian aktiva untuk
perubahan tertentu dalam harga.
§ Kekayaan
yang dapat dihapuskan
Jumlah aktiva bersih suatu perusahaan
yang dapat ditarik tanpa mengurangi besar awalnya aktiva bersih.
§ Mekanisme
Penyesuaian
Manfaat berupa keuntungan daya beli
pemegang saham yang berasal dari pendanaan utang dan pertanda bahwa perusahaan
tidak perlu mengakui tambahan biaya pengganti atas aktiva operasi sehubungan
dengan aktiva tersebut didanai melalui utang.
§ Ekuivalen
Daya Beli Umum
Jumlah mata uang yang telah disesuaikan
terhadap perubahan dalam tingkat harga umum.
§ Keuntungan
kepemilikan suatu investasi
Kenaikan nilai biaya kini nonmoneter
suatu aktiva.
§ Hiperinflasi
Laju inflasi yang sangat besar terjadi
pada saat tingkat harga umum dalam suatu perekonomian meningkat sebesar lebih
dari 25% pertahun.
§ Inflasi
Kenaikan dalam tingkat harga umum
seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian.
§ Aktiva
moneter
Klaim terhadap jumlah mata uang yang
tetap dimasa depan seperti kas atau piutang usaha.
§ Keuntungan
Moneter
Kenaikan dalam daya beli secara umum
yang terjadi karena terdapatnya kewajiban moneter selama periode inflasi.
§ Kewajiban
moneter
Suatu kewajiban untuk membayar jumlah
mata uang yang tetap dimasa depan seperti utang usaha atau uang dengan suku
bunga yang tetap.
§ Kerugian
Moneter
Penurunan dalam daya beli secara umum
yang terjadi karena terdapatnya kativa moneter selama periode inflasi.
§ Penyesuian
Modal Kerja Moneter
Pengaruh perubahan harga khusus seluruh
jumlah modal kerja yang digunakan oleh sutu usaha dalam menjalankan operasinya.
§ Jumlah
nominal
Jumlah harga mata uang yang belum
disesuaikan dengan perubahan harga.
§ Aktiva
Nonmoneter
Aktiva yang tidak menunjukkan adanya
klaim tetap terhadap kas seperti persediaan, aktiva tetap, dan peralatan.
§ Kewajiban
Nonmoneter
Suatu utang yang tidak mengharuskan
pembayaran jumlah kas yang tetap dimasa depan, seperti uang muka pelanggan.
§ Penyesuian
Paritas
Suatu penyesuian yang mencerminkan
perbedaan antara inflasi di Negara induk perusahaan dan Negara tuan rumah.
§ Aktiva
permanent
Istilah di Brasil untuk aktiva tetap,
gedung, investsai, beban tangguhan, dan depresiasi terkait serta jumlah deplesi
atau amortisasi.
§ Indeks
Harga
Suatu rasio biaya dimana
pembilang/numeratornya adalah biaya dari suatu keranjang barang dan jasa yang
representatif dalam tahun berjalan, sedangkan penyebutnya adalah biaya dari
keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun dasar.
§ Daya
Beli
Kemampuan umum dari suatu unit moneter
untuk memeperoleh barang dan jasa.
§ Laba
Riil
Laba bersih yang telah disesuaikan
untuk perubahan harga.
§ Biaya
penggantian
Biaya kini untuk mengganti potensi jasa
suatu aktiva dalam keadaan normal usaha.
§ Mata
uang pelaporan
Mata uang yang digunakan suatu
perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
§ Metode
nyatakan kembali-translasikan
Digunakan pada saat suatu induk perusahaan
mengkonsolidasikan akun-akun anak perusahaan luar negeri yang berlokasi
disebuah lingkungan berinflasi.
§ Perubahan
Harga Khusus
Perubahan dalam harga untuk komoditas
khusus seperti persediaan atau peralatan.
A.
Jenis Penyesuaian
Inflasi
Akutansi untuk pengaruh laporan
keuangan atas perubahntingkat harga umum disebut sebgai model daya beli konstan
biaya histories. Akutansi untuk perubahan harga khusus disebut sebagai model
biaya kini.
B.
Penyesuaian Tingkat
Harga Umum
Jumlah mata uang yang disesuaikan
terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli) disebut sebagai mata uang
konstan biaya histories atau ekuivalen daya beli umum
C.
Indeks Harga
Perubahan tingkat harga umum diukur
dengan indeks tingkat harga
D.
Penggunaan Indeks Harga
Angka indeks harga digunakan untuk
mentranslasikan jumlah uang yang dibayarkan selama periode terdahulu menjadi
ekuivalen daya beli pada akhir periode (yaitu daya beli konstan biaya
histories)
E.
Obyek Penyesuaian
Tingkat Harga Umum
Selama inflasi, perusahaan akan
mengalami perubahan kekayaan yang tidak berkaitan dengan kegiatan
operasionalnya. Perubahan ini muncul dari aktiva atau kewajiban moneter, klain
terhadap atau kewajiban untuk membayarkan mata uang dengan jumlah yang tetap
dimasa depan. Aktiva moneter mencakup kas dan piutang usaha, yang umumnya akan
kehilangan daya beli selama periode inflasi.
F.
Penyesuaian Biaya
Kini.
Model biaya kini berbeda dengan
akutansi utama. Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan
biaya histories. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat
didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan
komponen pajak), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau
modal fisik perusahaan.
3.
Menentukan perbedaan model akuntansi biaya terkini dan konvensional
Secara umum, dalam akuntansi
konvensional, laporan keuangan disajikan berdasarkan nilai historis yang
mengasumsikan bahwa hargaharga (unit moneter) adalah stabil. Akuntansi
konvensional tidak mengakui adanya perubahan tingkat harga umum maupun
perubahan tingkat harga khusus. Sebagai konsekuensinya, jika terjadi perubahan
daya beli seperti pada periode inflasi, maka laporan keuangan historis secara
ekonomis tidaklah relevan. Pada periode ini pendapatan umumnya dinilai lebih
tinggi sedangkan aktiva tetap dinilai lebih rendah. Sebenarnya, terdapat
beberapa metode akuntansi mengenai pengaruh perubahan harga, antara lain
akuntansi harga tetap, akuntansi nilai sekarang, dan akuntansi tingkat harga
umum. Akuntansi tingkat harga umum akan mengadakan restatement komponen-komponen
laporan keuangan ke dalam rupiah pada tingkat daya beli yang sama, namun sama
sekali tidak mengubah prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam akuntansi
berdasarkan nilai historis.Pada prakteknya, kontroversi yang menyangkut
relevansi penggunaan akuntansi tingkat harga umum masih berlanjut hingga saat
ini. Beberapa argumentasi yang mendukung maupun menolak penerapan akuntansi
tingkat harga umum akan disajikan dalam artikel ini. Demikian juga hasil dari
dua penelitian mengenai pengaruh penerapan akuntansi tingkat harga umum
terhadap laporan keuangan akan diperbandingkan guna melihat apakah penyesuaian
berdasarkan akuntansi tingkat harga umum memang diperlukan.
- Menjelaskan perbedaan akuntansi inflasi di AS, Inggris, dan Brasil.
I.
AMERIKA SERIKAT
Pada tahun 1979,
FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akutansi Keuangan No 33 berjudul Pelaporan
Keuangan dan Perubahan harga, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan
AS mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya histories dan daya
beli konstan kini. Perusahan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi
berikut untuk masing-masing dari 5 tahun terakhir :
·
Penjualan bersih dan pendapatan opersai lainnya
·
Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini
·
Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih
·
Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan
(yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan akan dapat dipulihkan melalui
penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap,
bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga umum)
·
Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi
·
Aktiva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini
·
Laba persaham (dari opersai berjalan) menurut dasar biaya kini
·
Deviden persaham biasa
·
Harga pasar akhir tahun perlembar saham biasa
·
Tingkat Indeks Harga Konsumen yang digunakan untuk mengukur laba dari
operasi berjalan
II.
INGGRIS
Laporan biaya kini
di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta
catatan penjelasan. Standar di Inggris memeperbolehkan 3 pilihan pelaporan :
·
Menyajikan akun akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan
akun-akun pelengkap biaya historis
·
Menyajikan akun-akun biaya histories sebagai laporan keuangan dasar dengan
akun-akun pelengkap biaya kini
·
Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai sati-satunya akun yang dilengkapi
dengan informasi biaya historis yang memadai
III.
BRASIL
Akuntansi inflasi yang direkomen dasikan di Brasil hari ini
mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan, hokum perusahan Brasil dan Komisi
Pengawas Pasar Modal Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hokum perusahaan menyajikan
ulang akun-akun aktiva permanent dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan
indeks harga yang diakui oleh Pemerintah Federal untuk mengukur devaluasi mata
uang lokal. Aktiva permanent meliputi aktiva tetap, gedung,
investsai, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta kaun-akun amortisasi
atau deplesi (termasuk setiap provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas
pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan,
cadangan revaluasi, laba ditahan, dan akun cadangan modal yang digunakan untuk
mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal.
5.
Memahami pelaporan keuangan dalam perekonomian hiperinflasi.
Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi terdiri
dari paragraf 1 – 40. Seluruh paragraf tersebut memiliki kekuatan mengatur yang
sama.
Paragraf yang dicetak
dengan huruf tebal dan miring mengatur prinsip-prinsip utama.
PSAK 63 harus
dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan memberikan dasar memilih dan
menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak ada panduan yang eksplisit.
Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.
- Mengetahui apakah dolar konstan atau biaya kini lebih baik untuk mengukur pengaruh inflasi
Isu-Isu Mengenai Inflasi
Terdapat 4 isu akuntansi inflasi
diantaranya adalah :
a. Apakah
dolar konstan atau biaya kini yang lebih baik mengukur pengaruh inflasi.
b. Perlakuan
akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi.
c. Akuntansi
inflasi luar negeri.
d. Menghindari
fenomena kejatuhan ganda
- Definisi penurunan ganda (double dip) dan menjelaskan cara penangannya.
Pencegahan terjadinya double-dip
Pada saat me-restate
perkiraan-perkiraan luar ngeri untuk memperhitungkan inflasi luar negeri,
kehati-hatian harus dijaga untuk mencegah fenomena “double-dip”. Masalah ini
timbul dari fakta bahwa inflasi lokal memberi dampak langsung pada kurs yang
digunakan dalam proses translasi. Walaupun ahli ekonomi umumnya mengasumsikan
suatu hubungan terbalik antar laju inflasi internal suatu negara dengan nilai
eksternal valutanya, bukti-bukti memperlihatkan bahwa hubungan seperti ini
jarang terjadi, paling tidak dalam jangka pendek. Oleh karenanya besarnya
penyesuaian yang dilakukan untuk menghilangkan fenomena antara kurs dengan
perbedaan inflasi.
·
Penyesuaian inflasi terhadap harga
pokok penjualan dan beban depresiasi dirancang untuk menekan laba “seperti yang
dilaporkan” agar tidak terjadi overstatement laba.
·
Penyesuaian di atas relevan untuk perusahaan
multinasional yang berbasis di AS karena telah mengadopsikan dolar sebagai
valuta fungsional operasi luar negeri berdasarkan FASB No.52 dan yang
mentranslasikan persediaan dengan menggunakan kurs berjalan. Sedangkan bagi
perusahaan yang berbasis di Eropa kecendrungannya ke arah penggunaan metode
translasi kurs berjalan. Sehingga tanpa adanya penyesuaian maka bisa berakibat
laba yang terlalu rendah atau laba terlalu tinggi karena inflasi luar negeri
dihitung dua kali.
Sumber :
§ https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:y3ml68JE3tUJ:kk.mercubuana.ac.id/files/32026-7-227246761241.doc+Definisi+penurunan+ganda+%28double+dip%29&hl=en&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESh6d582ifHyBoTXaY4uAY8Ye0DIRTf7jiA78KZJbHhGKTARhbEc2CZN5VHuND2VOfonZs0siNlWfdrUrhJcG20TKDW2yp1a40c2bsCPVQTl870nw76Ovs6HmK4kcw4gx0dTEDzi&sig=AHIEtbTVjBqfqSEsKPNLr3NS-V3mpjTBjQ
§ http://andrianti-putri.blogspot.com/2011/05/perbedaan-model-akuntansi-biaya-terkini.html
§ http://antilicious.wordpress.com/2012/04/16/resume-akuntansi-internasional-bab-7/
0 komentar:
Posting Komentar